NewsTulungagung

Puskesmas Bandung Bakal Realisasikan Pemberian Makanan Tambahan ke 119 Balita

×

Puskesmas Bandung Bakal Realisasikan Pemberian Makanan Tambahan ke 119 Balita

Sebarkan artikel ini
Suasana pelatihan untuk Pemberian Makanan Tambahan bagi balita di Puskesmas Bandung. (mad)

Tulungagung, Mataraman.net, Program Kementerian Kesehatan dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal bakal direalisasikan di Kabupaten Tulungagung. Untuk wilayah Puskesmas Bandung Kabupaten Tulungagung ada sebanyak 10 desa yang menjadi pionir dan 119 sasaran balita pemberian PMT selama 56 hari.

Plt Kepala UPT Puskesmas Bandung
Heri Susanto, S.Gz, M.Kes melalui Petugas Gizi merangkap Kepala TU Imbang Catur Kurniawan, AMg menjelaskan bahwa Puskesmas Bandung selama 2 hari ini mengadakan pelatihan. Pelatihan ini dalam rangka persiapan pelatihan PMT lokal bagi kelompok sasaran bagi balita gizi kurang dan ibu hamil risiko kurang energi kronis.

“Sasaran 119 balita terdiri gizi kurang dan berat badan kurang. Serta 12 ibu hamil resiko Kurang energi kronis di 10 desa,” ujar Imbang Catur Kurniawan, Kamis, 1 Agustus 2024.

Ia mengatakan bahwa ini program dari Kementerian Kesehatan dan distribusi untuk semua Puskesmas di seluruh Indonesia. Sementara untuk Kabupaten Tulungagung akan mulai berjalan mulai tahun ini.

Petugas Gizi dan Kepala TU Puskesmas Bandung, Imbang Catur Kurniawan. (mad)

Imbang menjelaskan ada yang sudah melakukan pada bulan Juli dan ada yang bulan Agustus. Untuk Puskesmas Bandung baru mengambil dari 10 desa dari total ada 18 desa Se-kecamatan Bandung.

Baca Juga :  Plt Kepala Puskesmas Bandung Sosialisasikan Penyakit Tidak Menular ke Warga Sebalor

“Kita pilih dahulu 10 sebagai pionir 10 desa itu kita bagi dua kelompok. Yang kemarin 5 desa hari ini 5 desa,” paparnya.

Alumnus Poltekkes Malang ini mengaku pihaknya akan memberikan PMT selama 56 hari bagi balita. Lalu untuk ibu hamil berisiko selama 120 hari tanpa terputus.

Pemberian Makanan Tambahan hampir sama dengan snack, akan tetapi dalam PMT ini ada ukuran standar gizi. Misal untuk PMT nilai gizi untuk balita sekian mungkin 240 kalori dan seterusnya.

Imbang menjelaskan proses penyaluran dilakukan oleh kelompok masyarakat (Pokmas) yang terdiri dari bidan, tenaga kesehatan untuk pendamping dan pengawasan. Serta ada TPK PKK sera dari ibu-ibu Posyandu.

“Karena sifatnya PMT lokal, nanti bahannya menguatkan bahan bahan yang ada di wilayah sekitar. Misalnya desa itu punya produksi bayam banyak, kita manfaatkan itu. Pun ada produksi telur atau ikan patin, kita optimalkan dari wilayah setempat,” tambahnya.

Baca Juga :  1xslots 1хслотс официальный сайт вход а также зарегистрирование

Imbang juga menambahkan bahwa untuk proses pengolahan juga dioptimalkan dengan kader-kader yang ada di wilayah. Termasuk apabila beberapa desa bergabung memang diperbolehkan. Sehingga dampak dari PMT ini dari oleh dan untuk masyarakat.

“Beberapa desa bisa menjadi satu masak maka dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat,” terangnya.

Dirinya mengatakan saat pemberian PMT ini bukan hanya diberikan secara langsung. Melainkan juga disertai dengan penyuluhan dan konseling. Petugas yang melakukan penyuluhan konseling juga ada dari kader sendiri yang dilatih.

Mereka akan melihat perkembangan balita pada saat makan bersama makanan lengkap diukur berat badan dan tinggi badan. Sehingga akan bisa tahu bahwa setelah diberi makanan tambahan berdampak atau tidak.

“Badannya naik atau tidak. Sudah diberikan sekian hari kok tidak berubah, apa yang salah. Jangan-jangan ada yang sakit yang lain atau makannya tidak dihabiskan kalau lu makannya tidak dihabiskan kita evaluasi,” tutupnya. (mad)