News

HUT ke-18, PPDI Tulungagung  Kesejahteraan Minimal UMK Daerah

×

HUT ke-18, PPDI Tulungagung  Kesejahteraan Minimal UMK Daerah

Sebarkan artikel ini
Ketua PPDI Kabupaten Tulungagung, Suyono

Tulungagung, Mataraman.net, Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Kabupaten Tulungagung menghelat HUT ke-18 bertempat di Gor Lembu Peteng. Ratusan perangkat desa mengusulkan kesejahteraan untuk ditingkatkan di tahun 2025 minimal UMK setempat.

Ketua PPDI Kabupaten Tulungagung, Suyono menjelaskan bahwa HUT ke-18 ini mengangkat tema ‘Menuju Transformasi dan Akurasi Pergerakan dan Perjuangan PPDI Demi Mewujudkan Martabat dan Kesejahteraan PPDI untuk Menyambut Indonesia Emas’.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Dirinya menambahkan untuk momen ini berharap kekompakan dan bisa mewujudkan untuk meningkatkan kesejahteraan perangkat desa di Kabupaten Tulungagung.

“Aspirasinya kita kalau bisa ditingkatkan kesejahteraannya. Bisa dinaikkan minimal sesuai UMK yang ada di kabupaten kita,” terang Suyono di Gor Lembu Peteng, Kamis, 25 Juli 2024.

Baca Juga :  LKNU Trenggalek Berikan Imbauan Soal Penyakit DBD

Suyono menerangkan bahwa saat ini perangkat desa menerima gaji setara golongan dua yakni senilai Rp 2,1 juta yang terendah. Ia mengatakan bahwa harapannya bisa bertambah.

“Kalau dari Provinsi ada honorarium setiap 2x dalam satu tahun. Semoga bisa ditingkatkan untuk di 2025 setiap bulan,” paparnya.

Tak hanya itu, Suyono menerangkan penyesuaian tingkat dan kesejahteraan lainnya baik sosial maupun kesehatan. Sehingga dalam melakukan tugas bisa lebih maksimal.

Sementara, Pembina PPDI Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengatakan bahwa dalam peningkatan kesejahteraan di Jawa Timur adalah salah satu yang sudah mengawali. Yakni diwaktu awal kondisi Covid-19, tapi dengan keterbatasan bisa mengapresiasi perangkat desa.

Baca Juga :  Penderita Tumor di Kediri Ini Dapat Perhatian Mas Dhito

“Yang ingin kita mulai adalah sebuah apresiasi terhadap pengabdian para perangkat desa. Kita dengan memperhatikan kondisi fiskal, dan kami juga mengimbau ini menjadi sebuah upaya kolektif dengan kabupaten,” ulas Emil Dardak.

Alumnus Universitas Asia Pasifik Ritsumeikan inu mengatakan bahwa untuk memperhatikan perangkat desa bukan sekadar uang. Melainkan lebih pada memuliakan pengabdian yang telah dilakukan oleh perangkat desa.

“Itu yang kita harapkan, sehingga pelayanan masyarakat desa bisa semakin baik juga. Perangkat desa juga semakin termotivasi semakin sejahtera,” tandasnya. (mad)