PendidikanTrenggalek

Rumah Curhat Jadi Strategi Ketahanan Keluarga oleh Penyuluh Kemenag Trenggalek

×

Rumah Curhat Jadi Strategi Ketahanan Keluarga oleh Penyuluh Kemenag Trenggalek

Sebarkan artikel ini
Rumah Curhat Jadi Strategi Ketahanan Keluarga oleh Penyuluh Kemenag Trenggalek
Sosialisasi Rumah Curhat oleh penyuluh KUA Kemenag Trenggalek. (foto: bahr)

Trenggalek, Mataraman.net — Penyuluh Agama Islam dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kabupaten Trenggalek terus menggencarkan upaya peningkatan ketahanan keluarga melalui pendekatan yang lebih empatik dan solutif. Salah satunya dilakukan lewat kegiatan Sosialisasi Pembentukan “Rumah Curhat” yang digelar di Balai Desa Ngrandu, Kecamatan Suruh, pada Rabu (14/5/2025).

Hj Nadhirotul Ulfa, Penyuluh Agama Islam dari KUA Kecamatan Pogalan yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid – Dewan Masjid Indonesia Trenggalek, menuturkan, Rumah Curhat merupakan langkah responsif dalam memperkuat peran perempuan—khususnya para ibu—dalam menghadapi berbagai dinamika kehidupan keluarga, terlebih di era transformasi digital.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

“Rumah Curhat hadir sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk berbagi cerita dan meluapkan emosi. Di sinilah kita bisa saling mendengarkan, mendapatkan dukungan, dan empati,” jelas Hj Ulfa.

Baca Juga :  Ribuan Warga Terdampak Banjir Trenggalek
Rumah Curhat Jadi Strategi Ketahanan Keluarga oleh Penyuluh Kemenag Trenggalek
Sosialisasi Rumah Curhat sebagai wadah meningkatkan ketahanan keluarga. (foto:bahri)

Menurut Hj Ulfa, seorang ibu harus memiliki ketahanan jiwa, motivasi, dan inspirasi agar mampu bersikap dewasa dan bijaksana dalam menyelesaikan masalah rumah tangga. Rumah Curhat bertujuan untuk memberdayakan perempuan, membantu mereka mengembangkan soft skill, serta mengatasi stres, kecemasan, dan tekanan hidup melalui pendekatan komunitas yang saling menguatkan.

“Lewat Rumah Curhat, ibu-ibu bisa bangkit dari keterpurukan, membangun kepercayaan diri, tampil apa adanya, bersikap terbuka, serta memiliki kemandirian dan konsistensi,” imbuhnya.

Hj Ulfa yang juga aktif sebagai Ketua Bidang Sosial Budaya DWP Kankemenag Trenggalek mengungkapkan bahwa beberapa keluarga di Desa Ngrandu terdampak bencana tanah bergerak. Dalam konteks ini, keberadaan Rumah Curhat Sakinah Keren menjadi sangat relevan untuk mendampingi para ibu agar tidak merasa sendiri dalam menghadapi tantangan.

Lebih lanjut, Hj Ulfa menuturkan bahwa Rumah Curhat diharapkan melahirkan para konselor komunitas yang memiliki integritas, tanggung jawab, serta kemampuan mendampingi dengan pendekatan humanis dan setara. Nilai-nilai seperti kejujuran, empati, keterbukaan, dan menjaga rahasia menjadi fondasi utama.

Baca Juga :  Menyoal Trenggalek Tak Punya Museum, Emil Dardak: Bisa Dikaji Potensi Itu

“Kami ingin para pendamping mampu menjaga prinsip kesamaan, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, dan membangun relasi yang sehat dalam mendampingi warga,” tegasnya.

Acara sosialisasi ini secara resmi dibuka oleh Suparni, Kepala Desa Ngrandu. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran ibu sebagai pemecah masalah utama dalam keluarga.

“Melalui Rumah Curhat, pengetahuan mengenai pola asuh yang baik dan komunikasi yang efektif akan menciptakan suasana dialogis, rasa aman, serta kehangatan dalam keluarga,” ungkap Suparni.

Dengan inisiatif ini, Rumah Curhat diharapkan menjadi ruang kolektif untuk memperkuat ketahanan keluarga berbasis nilai-nilai spiritual, sosial, dan emosional yang seimbang. (bahr/red)