Tulungagung, Mataraman.net – Ribuan kubik sampah memenuhi sepanjang Pantai Gemah dan Pantai Bayem dikeluhkan pengunjung. Pemandangan indah di lautan lepas serta di atas langit kontras dengan kondisi pantai yang terkesan kumuh.
Tampak pengunjung tengah menikmati motor ATV, dan ada yang nekat bermain air laut ditengah sampah yang ikut tergulung ombak. Anak-anak yang masih belum mengerti tetap merasa ceria meski berbahaya.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Salah satu pengunjung pantai adalah Hawin. Pria Trenggalek ini mengajak anak-anak dan sang istri berlibur ke pantai. Ia tidak tahu jika kondisi pantai dipenuhi sampah.
“Sedikit banyak mengganggu mas sampah ini biasanya bisa aktivitas di sini pantai. Sekarang kalau ada sampah jadi tidak bisa aktivitas,” ujar Hawin kepada Mataraman.net, Jum’at (30/5/2025).
Pria yang tinggal di Kecamatan Kota ini mengakui sebenarnya Pantai Gemah bagus. Dengan bibir pantai yang luas, termasuk banyak pohon cemara dan seterusnya. Namun, karena ada sampah ini menjadi bermain terbatas untuk menikmati pantai.
“Iya, kita kayak tadi kita harus mengawasi anak-anak, takutnya kena sampah ke tubuhnya itu bahaya,” bebernya.
Ia berharap dari Pemerintah Kabupaten Tulungagung bisa cepat turun tangan. Sehingga Pantai Gemah yang mudah dijangkau dan cukup rekomendasi untuk berlibur bersama keluarga ini tampak bersih kembali.
“Harapannya mungkin dari pemangku kewenangan yang ada disini, Pemda atau Dinas Pariwisata bisa menclearkan. Karena sebelum ini bisa bersih lagi,” tandasnya.
Sementara, saat dikonfirmasi langsung Pengurus Pokdarwis Lejar Misuwur Pantai Gemah, Sudari menerangkan sampah ini terjadi setiap tahun. Biasanya terjadi di bulan bulan tertentu bulan Mei sampai Juni.
Jarak antara Bendungan Niama dengan Pantai Gemah hanya beberapa kilometer. Sehingga ketika Bendungan Niama dibuka, pasti sampah akan membludak.
“Ketika banjir terutama di daerah Trenggalek Tulungagung. Akhirnya bendungan diflushing imbasnya sampah ke pantai sekitar, terutama Pantai Gemah, Midodaren dan sekitarnya,” ulas Sudari.
Pria asal Desa Keboireng ini menjelaskan biasanya jika sampah pengunjung, seluruh anggota ada Bersih Jum’at gotong royong membersihkan pantai.
Akan tetapi, ia menerangkan jika sudah seperti ini bukan hanya tanggungjawab pengelola saja. Melainkan sebenarnya beberapa pihak mulai Perhutani dan Pemkab Tulungagung.
Sudari mengatakan dua pihak tersebut belum pernah menyentuh sampah di laut. Padahal sudah ditulis perjanjian kerjasama, tapi faktanya sampah laut yang mengerjakan pengelola dengan coast dikeluarkan sangat besar.
“Kalau sampahnya pengunjung sudah dialokasikan anggaran. Tapi kalau sampah laut, dari para pihak sama sekali lagi kesini cari data, laporan dan tidak ada aksi nyata,” akuinya.
Pengamatan pewarta, sampah yang ada kebanyakan berupa kayu yang ikut hanyut di sungai. Pun sampah-sampah plastik, botol minuman air mineral sampai pampers bayi.
Beberapa orang tengah mengais sampah kayu untuk kayu bakar dan bahan membuat arang. Ada juga yang membakar secara manual, tapi tidak maksimal karena sampah masih basah. Api belum bisa membakar sampah tersebut, hanya kepulan asap dari pembakaran sampah itu. (bahr/red)