Trenggalek, Mataraman.net – Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyerahkan langsung nota penjelasan Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten Trenggalek tahun anggaran 2025-2029 kepada DPRD. Tiga poin yang menjadi titik tekan beliau adalah membangun kota atraktif, ekonomi dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Mas Ipin, sapaan akrabnya ini menerangkan pemerataan infrastruktur dengan menggunakan prosedur berapa pamjang jalan yang dibangun akan coba dirubah. Sehingga harapan besar bisa menyentuh kawasan pedesaan maupun pelosok.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!“Poin pentingnya kita pembahasan RPJMD. 3 pilar yang mau kita capai, satu kita bangun kotanya atraktif. Terus kedua ekonomi masyarakatnya meningkat dan selanjutnya SDMnya kita baguskan,” papar Mas Ipin diterima Mataraman.net, Jum’at (13/6/2025).
Ia menambahkan lingkungan yang asri harus selalu dijaga terhadap perubahan iklim, guna meminimalisir risiko bencana. Sehingga ada beberapa indikator yang diusulkan, salah satunya ada indikator indeks pemerataan infrastruktur.
“Jadi kalau selama ini kita menjalankan prosedur berapa panjang, namun hanya membangun itu berkumpul hanya di daerah-daerah mungkin kawasan yang datar saja. Sedangkan kawasan-kawasan rural belum terakses,” terangnya.
Tak hanya itu, suami Novita Hardini ini mengulas seyogianya infrastruktur ramah bencana juga perlu direalisasikan di beberapa tempat yang resikonya rawan.
“Sehingga indikator itu yang dimunculkan,” tambahnya.
Mas Ipin juga menggarisbawahi, yang paling penting ini berbarengan dengan pembahasan perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang baru. Ia menegaskan ke DPR bahwa tujuan bersama mau dibawa kemana
Pasalnya, Mas Ipin mengatakan SOTK ini sebagai ibarat kendaraan. Sehingga ia meminta struktur yang baru membuka ruang bagaimana pendapatan masyarakat meningkat dan pendapatan daerah juga meningkat.
“Sehingga kuncinya ada di situ dulu kita punya ruang fiskal untuk melakukan pembangunan. Kalau tidak ada anggarannya apa yang mau dibangun, apa yang mau dibagi kerakyat. Kan nggak bisa,” paparnya.
Dirinya mengaku bisa meningkatkan 30% dengan berbagai macam efisiensi. Selanjutnya digitalisasi, pengelolaan aset, kita kurangi biaya-biaya pemeliharaan. Contoh kita sudah punya aset yang sudah bagus, rumah coklat.
Ia mengaku saat ini tengah dikaji, ada salah satu pabrik yang mau jadi off taker. Sekaligus rumah coklat dikelola itu untuk menjadi workshop. Sehingga menjadi point of excellence.
“Kalau kita sudah bangun jangan ada keluar biaya lagi. Selesai kita bangun ya sudah, tinggal kita menunggu PAD nya saja,” bebernya
Mas Ipin mengulas seharusnya konsep dijalankan seperti itu. Seperti eks kolam renang Jwalita, sudah ada 3 peminat yang mau melakukan kerjasama. Sehingga Pemkab Trenggalek tidak perlu keluar uang untuk membangun.
“Namun melalui catatan, pengelolaan asetnya bisa menjadi pendapatan daerah, alhasil bisa kita kelola untuk masyarakat,” tandas Mas Ipin. (bahr)