PendidikanPeristiwaTrenggalek

Puluhan Anak Trenggalek Bermain Permainan Tradisional, Lestarikan Kearifan Lokal

×

Puluhan Anak Trenggalek Bermain Permainan Tradisional, Lestarikan Kearifan Lokal

Sebarkan artikel ini
Puluhan Anak Trenggalek Bermain Permainan Tradisional, Lestarikan Kearifan Lokal
Puluhan anak bermain permainan tradisional di Trenggalek. (bahr)

Trenggalek, Mataraman.net –  Puluhan anak yang berasal dari 8 lembaga sekolah melakukan permainan dan perlombaan anak-anak untuk memperingati Hari Anak Nasional di Saung Ledokan Desa Widoro, Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek, Jum’at (25/7/2025). Permainan tradisional tersebut sebagai cara melestarikan kearifan lokal.

Koordinator KKN Desa Widoro UIN Sayyid Ali Rahmatullah (SATU) Tulungagung, Muhammad Fardhan Kusuma Atmaja memaparkan memperingati hari anak dengan cara menyelenggarakan lomba mewarnai dan permainan tradisiona.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Ia menambahkan permainan tradisional mulai ular naga, engklek, dakon, holahop, balap bangkiak dan lain sebagainya. Tujuannya agar anak anak itu tidak kecanduan terhadap gadget.

Baca Juga :  Mas Ipin Ikut Kirab Budaya Grebek 99 Desa Sumurup Trenggalek Tangkal Pagebluk

“Termasuk melestarikan perlombaan tradisional karena anak anak sekarang itu masih asyik terhadap mainan tradisional,” ujar Muhammad Fardhan Kusuma Atmaja, Jum’at (25/7/2025).

Pemuda Jurusan Akidah dan Filsafat Islam semester VI ini menerangkan peserta peserta yang ikut berasal dari SDN 1 Widoro, SDN 2 Widoro, SDN 3 Widoro. Lalu, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Widoro, TK Dharma Wanita 1, TK Dharma Wanita 2 serta PAUD.

“Jumlah peserta menggambar 50 anak, permainan dari TK Paud SD kelas 1 dan 2 itu seluruh Widoro,” paparnya.

Melihat antusiasme anak-anak ini, Fardhan mengungkapkan, anak terlihat masih semangat. Karena permainan tradisional tidak membosankan, termasuk juga lomba mewarnai membuat semangat anak semangat.

Baca Juga :  Hujan Tiga Jam Sebabkan Tebing Longsor, Menimpa 3 Rumah di Trenggalek

“Harapan panitia untuk melestarikan permainan tradisional kedua, Memperingati Hari Anak Nasional,” pungkasnya.

Sementara, peserta permainan tradisional, Fano (7) mengungkapkan rasa senang bermain engklek. Karena tidak ia temukan di lingkungannya.

“Ini bermain engklek, baru main kali ini rasanya seru,” terang Fano di tengah-tengah permainan engklek.

Pengamatan penulis, anak-anak bermain dengan sesukanya dipandu oleh mahasiswa yang berasal dari UIN SATU Tulungagung serta dari Universitas Negeri Malang. Lokasi permainan yang luas membuat anak bermain, berlari dan bermain lainnya dengan leluasa. (bahr/red)