Trenggalek, Mataraman.net – Pagi-pagi Yanto (70) mencoba berjalan di sekitar rumah. Beberapa bulan terakhir mengidap penyakit asma membuat aktivitas sehari-hari lebih terbatas tak seperti biasa.
Untuk berjalan pun, ketika kambuh tidak sekuat sebelumnya saat sehat. Sudah puluhan resep obat yang ia minum membuat malas, dan khawatir ketergantungan barang tersebut yang berasal dari kimia.
Tinggal tak jauh dengan sang anak dan cucu di RT 14 RW 03 Desa Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, mencoba saran tetangga untuk mengkonsumsi susu kambing etawa. Praktis, selalu ada satu hingga dua botol di freezer susu kambing etawa.
“Hampir satu bulan mengkonsumsi susu kambing. Yang lama saya rasakan adalah asma menggeh-menggeh (sesak nafas, red),” keluh Yanto ditemui di teras rumah anaknya, Selasa, 1 Oktober 2024.
Kakek yang dulu bekerja sebagai tukang bangunan ini mengatakan sebelum minum susu, obat resep dari dokter maupun mantri terus tidak berhenti.
Yaitu semenjak pulang dari rumah sakit beberapa bulan lalu, apabila kambuh dan terasa sesak langsung minta obat, sembuh kambuh terasa minta lagi.
Akhirnya, jenuh dengan rutinitas meminum obat-obatan, Yanto memilih untuk membatasi sendiri. Resep dari dokter atau mantri ia kurangi separuh dari kadar yang telah diberikan.
“Malah saya mintanya 1 (jenis obat) saya hemat, sebenarnya obat sesaknya itu saja aman. Kalau obat sesak yang semula 1 saya kurang setengah butir. Karena kalau terlalu sering tidak baik,” ulasnya.
Yanto menambahkan bahwa untuk penyakit yang ia idap untuk sembuh tuntas itu sulit. Pernah suatu hari, pertumbuhan kesehatan enak cepat. Tiba-tiba, makan sayur bayam langsung kena lagi kumat.
Yanto mengaku optimis bisa sembuh. Lantaran 24 botol sudah ia habiskan selama ini dan menunjukkan perubahan secara drastis. Yang semula hanya berbaring, kini bisa berjalan meski sedikit membutuhkan tenaga.
“Saya mendadak kalau beli susu, langsung. Habis 24 botol, rodok enteng (sedikit ringan),” tutupnya.
Lain Yanto, lain Komsiyah (49). Warga Desa Karanganom ini juga beberapa kali membeli susu kambing etawa diperuntukkan sang cucu. Muhammad Rayyanka Maxalmina namanya. Sesekali menderita sariawan, Komsiyah memilih untuk membelikan susu kambing sebagai obat.
Dirinya yakin, seperti orang tua-orang tuanya dahulu apabila anak kecil sariawan, salah satu obatnya dengan meminum susu kambing. Dan hasilnya, kebanyakan bisa reda.
“Baru beberapa beli. Insyaallah gae tombo gomen iso mari mas (untuk penawar penyakit sariawan sembuh),” ujar Komsiyah.
Ibu penjual nasi pecel ini beralasan, selain khasiatnya terasa dan terbukti, memilih susu kambing gegara sang cucu yang masih kecil tersebut suka. Tidak seperti sirup maupun vitamin yang memiliki rasa-rasa cenderung lebih kuat.
“Lebih simple dan anak-anak suka. Anak tidak takut dengan apa yang diminum tidak seperti obat membuat kanji (takut),” tandasnya.
Lokasi kandang yang dibeli Yanto dan Komsiyah tak jauh dari rumah. Tampak dari depan tak ubahnya warung kopi. Karena banner besar Angkringan Neon Shop hingga di sisi lain masih terpampang “Angkringan Golek Inspirasi”, “Kerja Formalitas, Ngopi Rutinitas”.
Sementara peternak susu kambing etawa Cabayan Farm Desa Karanganom, Edy Purnanto mengungkapkan bahwa mulai menggeluti peternakan kambing usai usaha warung kopinya gulung tikar.
Bagaimana tidak, pandemi Covid-19 mengharuskan usahanya harus tutup. Ia memutar otak agar bangunan kopi yang sudah berdiri bisa bermanfaat.
“Pas waktu pandemi covid, usaha dilarang buka itu. Terus buat apa bangunan ini membuat apa ini bangunan tersebut, tercetus di peternakan Kambing Etawa,” ujar Edy.
Saat itu masih melayani jual beli kambing. Total ada 40 sampai 50 ekor. Namun setelah melihat peluang menjanjikan pada 2021 fokus pada susu kambing etawa.
Perihal jumlah susu yang dihasilkan, Edy mengaku tergantung dari berapa indukan yang beranak. Ia mengaku susu yang dihasilkan rata-rata 1 hari dari indukan sekitar 10 liter.
Pria yang juga sebagai salah satu Perangkat Desa Karanganom ini menuturkan untuk customer sampai saat yang membeli untuk dikonsumsi dari rata-rata untuk penyembuhan kesehatan. Tersebar masih di sekitar lokal di Tulungagung dan Trenggalek.
Edy melanjutkan, dari testimoni yang pernah ia tanyakan ke pembeli ada diantaranya sebagai penyembuhan. Mulai penyakit paru-paru hingga lambung. Serta ketiga untuk mengobati tulang atau persendian.
“Kebanyakan itu, cuma kalau untuk anak-anak rata-rata untuk sariawan atau bahasa Jawanya gomen dan juga penambah gizi anak juga ada,” akuinya.
Pria dua anak ini mengatakan untuk mempertahankan kualitas, yakni dengan cara karena murni perahan sendiri, sebisa mungkin setelah perah langsung ditangani.
“Kita saring yang sangat lembut itu lalu kita kemas dalam botol secepatnya mungkin harus masuk freezer atau harus bisa beku. Karena susunya berupa murni,” tambahnya.
Ia mengemas susu etawa dengan botol kemasan 250 mm dan dijual seharga Rp 10 ribu. Dengan khasiat kandungan yang banyak, dengan harga seperti itu masih layak.
Edy berharap susu yang dihasilkan dari kambing etawa bisa benar-benar memberikan manfaat kepada masyarakat. Bukan hanya peningkatan gizi, melainkan juga sebagai terapi alami dengan mengkonsumsi secara rutin.
Terpisah, Ahli Gizi RSUD dr Soedomo Kabupaten Trenggalek Erna Kartikarini menerangkan bahwa susu kambing etawa dibandingkan dengan susu sapi cukup berbeda. Dimana susu kambing memiliki kandungan kalori dan protein lebih tinggi dibanding susu sapi.
“Kandungan lemak jenuh lebih rendah daripada susu sapi. Sehingga lebih aman dikonsumsi pada orang dengan dislipidemia dibanding susu sapi,” terang Erna Kartikarini.
Alumnus Akademi Gizi Malang dan Stikes Surabaya ini menambahkan susu kambinh etawa juga mengandung kandungan kasein yang lebih rendah. Sehingga lebih aman untuk anak-anak yang cenderung alergi susu.
Erna mengaku, anggapan susu kambing juga bisa menyembuhkan untuk sariawan juga tidaklah salah. Pasalnya, kandungan susu kambing memiliki anti virus yang baik untuk kebutuhan tubuh manusia.
“Inggih, susu kambing itu menurut kepercayaan bisa menyembuhkan sariawan.
Dalam hal ini sariawan yang disebabkan oleh virus, karena susu kambing mengandung anti virus,” ulasnya.
Sementara untuk penyembuhan penyakit bagi lansia, Erna juga tidak menampik. Kandungan flourin dan betakasein bisa menyembuhkan penyakitnya Tuberculosis secara alami tanpa obat.
“Berdasarkan referensi susu kambing mengandung flourin dan betakasein yang bisa meringankan asma dan TBC,” ulasnya.
Dirinya memberikan pesan untuk pengolahan susu kambing agar sebelum dikonsumsi susu harus dipasteurisasi terlebih dahulu.
“Bisa dipanaskan suhu 80 C. Lalu agar awet disimpan dalam wadah tertutup dan dimasukan frezeer,” tandasnya. (mad)
Discussion about this post