Trenggalek, Mataraman.net – Potensi desa tersimpan kekayaan hayati berupa pakan ternak menjadi sebuah peluang. Terlebih menghasilkan cuan menjadi alasan Edy Purnanto untuk berkecimpung di dunia Susu Kambing Etawa.
Berada di depan rumahnya yang dahulu merupakan sebuah angkringan warung kopi, ia sulap menjadi kandang kambing. Tepat di RT 14 RW 03 Desa Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek.
Cabayan Farm namanya. Edy memutuskan untuk beralih haluan di tahun 2019 saat masa pandemi melanda. Dirinya harus memutar otak kala usaha dilarang buka.
Berbekal sebelumnya hobi dengan peternakan kambing, sang ayah pun juga tengah memelihara kambing, dengan mantab untuk menggeluti bisnis breding dan trading kambing etawa.
“Saat tutup pandemi, bangunan ini untuk apa, tercetus di peternakan Kambing Etawa kalau dahulu sebenarnya hobi bersama teman-teman. Berjalannya waktu, kita menemukan celah-celah usaha lain. Tercetus produk turunan dari peternakan yaitu berupa Susu Etawa,” ujar Edy Purnanto ditemui di rumahnya, Sabtu, 5 Oktober 2024
Bapak dua anak ini menambahkan bahwa dahulu juga masih melayani jual beli kambing etawa atau yang lebih dikenal Trading Kala itu, kambing yang keluar-masuk cukup banyak di kisaran angka 40 ekor sampai 50 ekor.
Akan tetapi, sekarang kita tidak berjalan di jual beli tetapi kita fokus di breding ya itu sekitar 20-an ekor sekarang yang menetap di kandang Ia menilai hasil yang didapat dari hasil turunan pro duk memiliki keuntungan yang lebih banyak
“Mulai merambah susu itu baru di tahun 2021, ternyata budidaya ternak kambing itu kita bisa istilahnya untuk menghasilkan Cuan untuk harian bisa lewat susu kambing etawa,” ulasnya.
Susu yang dihasilkan peliharaannya, Edy menjelaskan tetap tergantung dari berapa indukan yang beranak susu keluar ketika kambing beranak. Itu rata-rata 1 hari dari indukan sekitar 10 liter.
Untuk pelanggan susu etawa Cabayan Farm dikonsumsi dari pelanggan rata-rata untuk penyembuhan kesehatan. Kalau dari testimoni kami penyembuhan itu yang 1 terkait penyakit paru-paru, kedua lambung ketiga itu dari tulang atau persendian kebanyakan itu.
“Saat ini pelanggan masih lokal di Tulungagung Trenggalek. Pun juga memiliki kandungan yang baik untuk anak-anak itu rata-rata untuk sariawan atau bahasa Jawanya gomen. Termasuk juga penambah gizi anak,” paparnya.
Ditanya omzet Edy per hari bisa mendapatkan uan dari hasil susu sekitar Rp 400 ribu lebih, dengan harga satu botol berukuran 250 mm seharga Rp 10 ribu. Sehingga apabila dikalkulasi bisa mencapai Rp 13 juta rupiah
“Itu kotor belum terpotong biaya operasional pakan dan lain-lain,” ujarnya
Ditanya soal mempertahankan kualitas, ia mengaku berhubung susu murni perahan sendiri, sebisa mungkin setelah perah langsung disaring yang sangat lembut.
Pria yang juga sebagai perangkat desa ini berharap kedepan ingin membentuk kelompok ternak muda. Sebab di desa tempat ia tinggal mempunyai potensi pakan banyak.
Ditambah lagi ternyata dengan budidaya ternak kambing bisa untuk menghasilkan cuan untuk penghasilan harian.
Dirinya menambahkan kalau penggemukan kambing harus membutuhkan waktu berbulan-bulan. Mulai kambing bunting 5 bulan, 5 bulan beranak dan baru bisa menjual sapihan itu di umur 3 sampai 4 bulan.
“Kita baru bisa menghasilkan 8 sampai 9 bulan. Namun dengan kita bermain di susu bisa menghasilkan hasil setiap hari,” akuinya. (mad/)
Discussion about this post