NewsTulungagung

Inovasi KHADIJAH Puskesmas Bandung, Tekan Angka Kematian Ibu Hamil

×

Inovasi KHADIJAH Puskesmas Bandung, Tekan Angka Kematian Ibu Hamil

Sebarkan artikel ini
Inovasi KHADIJAH Puskesmas Bandung Tulungagung. (Dokumen Puskesmas Bandung)

Tulungagung, Mataraman.net – Inovasi demi inovasi terus tercipta di bidang kesehatan Kabupaten Tulungagung. Salah satunya di Puskesmas Bandung Tulungagung, tercetus KHADIJAH (Kehamilan Harus ANC TerpaDu agar Ibu dan Janin Aman SeHat).

Inovasi tersebut berangkat saat Pandemi Covid-19 karena keterbatasan ibu hamil untuk periksa ke fasilitas kesehatan. Sehingga KHADIJAH menjadi salah satu langkah penanganan secara terpadu bagi ibu hamil.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Plt Kepala Puskesmas Bandung Kabupaten Tulungagung Heri Susanto, S.Gz, M.Kes menjelaskan bahwa ibu hamil harus ada pemeriksaan secara terpadu maupun secara klinis. Apabila dahulu ibu hamil datang memeriksa apa sudah, sekarang ketika datang maka dia harus ada minimal satu kali pemeriksaan lengkap.

“Ada pemeriksaan HIV, pemeriksaan hepatitis. Lalu nanti ada pemeriksaan gigi dan juga ada pemeriksaan gula, sehingga dia semakin dini terdeteksi dia ada kerawanan apa yang bisa berbahaya bisa tertangani,” ujar Heri Susanto, S.Gz, M.Kes, Selasa, 12 November 2024.

Baca Juga :  Plt Kepala Puskesmas Bandung Sosialisasikan Penyakit Tidak Menular ke Warga Sebalor

Alumnus Universitas Brawijaya Malang ini menjelaskan apabila ibu hamil tidak ada yang memiliki risiko tinggi, tinggal menunggu proses persalinan dan mengikut jadwal periksa melalui bidan desa setempat.

Sementara untuk Ultrasonografi (USG) kandungan bagi ibu hamil juga bisa dilakukan. Untuk yang tercover BPJS Kesehatan tanpa berbayar di trisemester 1, 2 dan 3.

“Dengan adanya inovasi ini sangat efektif karena kita mengurangi angka kematian ibu hamil,” papar alumnus Universitas Brawijaya Malang ini.

Senada, Kepala TU dan juga Ahli Gizi Puskesmas Bandung, Imbang Catur Kurniawan, AMg menerangkan inovasi KHADIJAH ini dahulu sebatas melalui grup WhatsApp. Karena di masa pandemi adanya keterbatasan tatap muka, namun pelayanan bagi ibu hamil harus tetap berjalan.

“Walaupun tidak bisa datang tetap bisa konsultasi dengan dokternya,” ujar Imbang Catur.

Imbang menjelaskan jumlah ibu hamil per Oktober 2024 dalam pemeriksaan pertama ada sebanyak 665 orang. Ia mengaku, ibu hamil wajib memeriksakan kondisi kehamilan secara berkala.

“Sementara dari 600an, yang mengalami risiko tinggi 56 yang berisiko tinggi. Minimal sang ibu 6 kali pemeriksaan selama hamil sekarang, kalau dulu 4. Bisa puskesmas, bidan atau rumah sakit,” bebernya.

Baca Juga :  Puluhan ODGJ Tulungagung Dirujuk ke RSJ Lawang Malang

Dirinya menambahkan ibu hamil yang kategori risiko tinggi karena usia diatas 35 tahun. Lalu, memiliki riwayat sakit, kehamilan terlalu muda, serta terlalu sering hamil memiliki risiko tinggi.

“Yang banyak itu hipertensi bahaya.
Kalau sudah diketahui oh punya hipertensi selama kehamilan diupayakan untuk stabil terus. Kalau tinggi bisa pendarahan,” jelasnya.

Alumnus Poltekkes Malang ini mengungkapkan, bagi yang tidak tercover BPJS Kesehatan bisa melakukan USG Mandiri dengan biaya hanya Rp 60 ribu. Pasien sudah bisa menikmati fasilitas mengecek kondisi kandungan.

Dengan inovasi Khadijah sampai saat ini capaian ANC Terpadu di PKM Bandung sudah mencapai target dan pemberdayaan kader semakin berkembang.

Terbaru, terpilih menjadi nominasi 20 besar Inovasi dalam acara Gebyar Inovasi dan Teknologi Kab. Tulungagung tahun 2024 di GOR Lembu Peteng tanggal 30-31 Oktober 2024. (mad)