Trenggalek, Mataraman.net – Ratusan warga masyarakat Munjungan menggeruduk pemerintah ke Pendopo Manggala Praja Nugraha, menyoal keberadaan limbah tambak udang di daerahnya yang sudah sangat menggangu.
Penjabat Sementara (Pjs.) Bupati Trenggalek, Dyah Wahyu Ermawati serta didampingi Sekda Trenggalek, Edy Soepriyanto dan segenap jajaran terkait menyatakan tanggapan serius atas keluhan warga ini.
Pemkab Trenggalek menggambil langkah tegas, yakni dalam waktu terdekat langsung ke lapangan. Sekaligus dalam kurun waktu yang disepakati akan melakukan satu keputusan.
“Untuk satu yang belum berizin kita akan menutup usahanya. Sedangkan yang berizin kita beri waktu untuk seminggu ini, lalu menutup usahanya,” papar Dyah Wahyu Ermawa, Kamis, 10 Oktober 2024.
Dirinya menerangkan kasus ini sudah memakan waktu yang cukup lama dan berdampak pada masyarakat cukup besar dan luas. Maka, pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini.
Perempuan yang juga Kepala Dinas PMPTSP Provinsi Jatim mengatakan perizinan sendiri dari 5 usaha tambak di Munjungan. Lalu, dari 4 sudah berizin dan yang satunya sudah berproses.
“Untuk yang sudah berijin tentu saja kita perhatikan IPALnya belum berfungsi,” ulasnya.
Salah satu warga Munjungan, Hanung menjelaskan aksi ini murni dari masyarakat. Khususnya masyarakat nelayan dan juga masyarakat sekitar yang terdampak oleh limbah yang mulai tahun 2016.
Dampak pencemaran ini juga membuat biota seperti Kepiting, Sidat dan beberapa jenis biota yang lain menjadi jarang ditemukan. Tangkapan ikan pun semakin jauh gegara ikan semakin menjauh akibat pencemaran.
Kemudian menjadi keresahan warga juga, karena sudah mulai musim penghujan. Ditakutkan sungai meluap atau terjadi banjir sehingga mengakibatkan pencemaran semakin meluas dan mengganggu kesehatan warga.
“Kita sikapi hingga saat ini belum ada tindakan yang riil. Tindakan yang langsung dirasakan oleh masyarakat terdampak,” ujarnya.
Aktivitas tambak yang sudah berjalan lebih dari 10 tahun itu disinyalir menyebabkan pencemaran air maupun udara. Dampaknya aliran sungai air payau di bibir pantai menjadi keruh dan berbau.
“Pun juga arga dan nelayan juga sering mengeluhkan gatal bila terkena air itu,” akuinya. (mad)
Discussion about this post