Blitar, Mataraman.net – Polisi selama beberapa hari terakhir bergerak untuk mengamankan pelaku kerusuhan di wilayah Blitar Kota. Hasilnya cukup miris, Polres Blitar Kota mengamankan sebanyak 143 pelaku, 60 diantaranya masih berusia anak.
Kapolres Blitar Kota AKBP Titus Yudho Uly mengungkapkan perkembangan terakhir selama 2 hari sebelumnya sudah melakukan penyelidikan terhadap pelaku-pelaku. Total sebanyak 143 orang, terdiri dari dewasa 83 orang perempuan 1 orang perempuan 1 orang laki-laki 82.
“Pelaku anak-anak itu 60 anak, perempuan itu ada 2 dan anak laki-laki 58 anak,” ujar AKBP Titus Yudho Uly diterima Mataraman.net, Rabu (3/8/2025).
AKBP Yudho menerangkan dari hasil pemeriksaan, penyelidikan dan alat bukti yang cukup. Penyidik telah menetapkan 10 orang sebagai tersangka dan 19 anak pelaku. Maksudnya anak yang berhadapan dengan hukum.
“Terhadap 10 orang tersangka kita lakukan penahanan. Untuk 19 anak yang berhadapan dengan hukum tidak dilakukan penahanan. Kemudian kami juga melaksanakan penindakan tipiring kepada 24 orang,” tambahnya.
Kapolres menambahkan, Polres Blitar Kota juga memulangkan sebanyak 114 orang untuk dilakukan pembinaan ke orang tua masing-masing. Tentu harus dengan membawa beberapa ada surat pernyataan dari Kepala Desa, Koramil, Kapolsek dan tokoh agama.
“Sehingga membuat efek jera bagi anak-anak yang dihukum,” paparnya.
Perihal motif pelaku, AKBP Yudho menerangkan motif aksi ini adalah penyerangan dan penjarahan. Pasalnya pada saat itu, kepolisian tengah mengadakan kegiatan agama ada khataman Al-Qur’an.
“Mereka memang melakukan penyerangan tidak ada motif apa-apa. Mungkin sama yang seperti yang ada di Kabupaten juga itu hasil pengembangan dari kami sama-sama,” ulasnya.
Pihaknya mengaku dari hasil pemeriksaan memang yang digunakan untuk provokasi memanfaatkan ke anak-anak yang rentan. Seperti memanfaatkan gampang terpengaruh dengan medsos hingga ajakan-ajakan untuk anarkis.
AKBP Yudho mengatakan seperti yang dilihat sebelum ada pemblokiran live TikTok, tidak sedikit pelaku memberikan informasi keonaran. Pun juga datang ke lokasi langsung membuat kegaduhan.
“Kalian (media,) ada yang disitu yang pertama kali mereka datang lihat dengan mata kepala sendiri langsung anarkis. Itu kan mereka live Tiktok itu ajakan yang rentan,” tandasnya. (bahr/red)