News

Ketua Umum Dekopin Ungkap Lima Tantangan Koperasi Masa Kini 

×

Ketua Umum Dekopin Ungkap Lima Tantangan Koperasi Masa Kini 

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum Dekopin, Sri Untari. Foto: Istimewa

Kediri, Mataraman.net, Peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) di Kabupaten Kediri berlangsung meriah. Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Sri Untari Bisowarno mengungkapkan tantangan-tantangan yang dihadapi koperasi masa kini.

Sri Untari Bisowarno mengulas tantangan tersebut adalah pertama regulasi. Kedua sumberdaya manusia, tantangan ketiga adalah teknologi. Lalu, tantangan keempat adalah regenerasi, dan kelima yakni digitalisasi.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

“Nah kalau dirangkum lima limanya ini bisa menjadi satu kesatuan dan menjadi bola besar. Kalau kita urai satu satau tidak cukup dalam seminggu,” terang Sri Untari di Kediri, Rabu, 24 Juli 2024.

Perempuan yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur ini menjelaskan

tantangan pertama adalah regulasi. Kepada seluruh pengurus dan anggota harus diupayakan taati.

Namun ada regulasi yang mengungkung koperasi, sehingga tugas dekopin termasuk jajaran ke bawah dekopin wilayah dan dekopinda melaksanakan trifungsi dekopin.

Baca Juga :  Survei Petahana 60 Persen, Alasan Golkar Berikan Rekom ke Petahana Ipin-Syah di Pilbub Trenggalek

“Yaitu edukasi, advokasi dan fasilitasi. Disaat regulasi m menimbulkan ancaman bagi gerakan koperasi, maka dekopin akan cancut taliwondo untuk melakukan advokasi,” ulasnya.

Politikus PDIP ini mengaku adanya regulasi yang mengancam insan koperasi terhadap permenkop 8 tahun 2023 yang salah satunya efeknya adalah membuat kopwan kopwan dan koperasi di tingkat RT ditingkat RW ditingkat kelurahan.

“Ini menjadi terancam, apa ancamannya?Ancamannya adalah modalnya harus 500 juta,” tambahnya.

Untari memberikan contoh bahwa ketika regulasi menghendaki demikian berarti harus satu koperasi merger. Seperti di Kabupaten Malang ada Koperasi Ampel Gading Sejahtera dengan Koperasi Ampel Lenggok.

Keduanya harus merger. Diawal merger terjadilah ketidaksesuaian pendapat dari segi nama yang akan diambil setelah merger. Belum lagi perihal kepengurusan dan manajemen koperasi. Itu merupakan contoh kecil dampak merger bagi koperasi.

“Ini adalah diskusi yang tidak ketemu, ini tantangan regulasi. Tantangan yang paling berat, tapi pasti bisa, apapun bisa dijalankan ketika dijalani dan memberikan advokasi,” bebernya.

Baca Juga :  Kabupaten Kediri Masuk Top 5 Raka dalam Pemilihan Duta Wisata Jatim 2024

Perempuan yang baru meraih Indonesia Inspiring Women 2024 dari Majalah Peluang ini menjelaskan tantangan kedua adalah SDM.

Kedua SDM. Menurutnya, Kabupaten Kediri sudah menjawab dengan entrepreneur atau kediri muda berkarya.

Ia melihat Pemkab Kediri membuat koperasi-koperasi millenial yang berasal dari karang taruna. Dimana kelak yang bakal dikembangkan di setiap kecamatan untuk bersinergi dan bekerjasama dengan lainnya.

“Tantangan ketiga regenerasi. Khusus alih generasi Kabupaten Kediri sudah memulai dan dinasnya melakukan pengaturan itu. Itu saya acungi jempol,” ulasnya.

Sri Untari melanjutkan tantangan keempat dan kelima adalah teknologi dan digitalisasi adalah sebuah keniscayaan. Kedua tantangan tersebut jika mampu dihadapi bisa membangun transparansi dan akuntabilitas.

“Tujuannya membangun trash kepercayaan. Tak ada kepercayaan tanpa akuntabilitas, tidak akan pernah muncul tanpa adanya pertanggungjawaban yang jelas,” tegasnya. (mad)