Kediri, Mataraman.net – Aset Pemkab Kediri yang dijarah bermacam-macam, mulai barang berharga perabotan hingga artefak museum yang hilang. Oleh karena itu, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana membuka layanan hotline pengembalian barang-barang yang dijarah.
Mas Dhito, sapaan akrabnya ini menambahkan layanan pengembalian ini sengaja dibuka untuk menekan besarnya kerugian yang terjadi akibat insiden penjarahan yang terjadi.
“Kita buka layanan hotline (pengembalian aset yang dijarah) mohon bantuannya kepada teman-teman media,” pinta Mas Dhito usai rakor bersama Forkopimda di Gedung Bagawanta Bhari, Senin (1/9/2025).
Bupati 33 tahun ini mengaku beberapa orang tua pelaku penjarahan tersebut telah berani untuk mengembalikan sebagian aset Pemerintah Kabupaten Kediri yang hilang.
Beberapa yang dimaksud seperti LPG, alat tulis, dan beberapa aset lain. Mas Dhito mengapresiasi para orang tua yang berani menegur anak-anaknya tersebut.
Penjarahan yang dilakukan di hampir seluruh gedung di kompleks Kantor Pemerintah Kabupaten Kediri ini, kata Mas Dhito, masuk dalam tindak anarkisme.
“Kita sangat mengapresiasi sekali kepada orang tua yang berani untuk menegur anaknya (yang melakukan penjarahan),” ungkapnya.
Bupati menambahkan tentang artefak fragmen Kepala Ganesha yang juga dijarah, hingga saat berita ini dibuat, peninggalan sejarah tersebut belum ditemukan.
Tak hanya itu, Pemkab Kediri masih berupaya melakukan pencarian terhadap artefak yang sempat berada di Museum Bagawanta Bhari yang juga dirusak saat insiden terjadi.
Adapun hotline aduan pengembalian aset Pemerintah Kabupaten Kediri, masyarakat bisa menghubungi hotline 085816310842. Pengembalian juga bisa dilakukan di Kantor Satpol PP atau Damkar Kabupaten Kediri di Desa Menang, Kecamatan Pagu serta di balai desa terdekat.
Sedangkan untuk pengembalian artefak, Mas Dhito meminta agar artefak tersebut dapat di kembalikan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kabupaten Kediri atau menghubungi hotline 08122951510.
Atas kejadian tersebut, bupati dua periode ini mengungkapkan kerugian yang terjadi di taksir sebesar Rp500 Miliar. Namun angka tersebut masih belum termasuk kendaraan.
“Kerugian) kendaraan belum kita hitung,” paparnya.
Selepas Rakor, Mas Dhito juga menggelar doa bersama lintas agama. Selain OPD dan Forkopimda, pada doa bersama ini juga dihadiri organisasi mahasiswa serta ojek online.
Doa bersama ini dilakukan di halaman Depan Pemerintah Kabupaten Kediri. Dari pantauan di lapangan, puing kebakaran dan penjarahan masih terlihat. (bahr/red)