PeristiwaTrenggalek

Sarinah Penjual Jamu-Kerupuk di Trenggalek Naik Haji 

×

Sarinah Penjual Jamu-Kerupuk di Trenggalek Naik Haji 

Sebarkan artikel ini
Sarinah Penjual Jamu-Kerupuk di Trenggalek Naik Haji 
Nenek Sarinah penjual jamu dan kerupuk naik haji asal Trenggalek. (foto:bahri)

Trenggalek, Mataraman.net – Salah satu nenek di Trenggalek mendaftar haji dengan menabung berpuluh-puluh tahun dari gaji selama menjadi staff tata usaha di sekolah. Kemudian pensiun berjualan kerupuk dan jamu, hasil keuntungannya untuk melunasi biaya pendaftaran haji.

Adalah nenek Sarinah (75) asal RT 11 RW 04 Dusun Duwet Desa Ngetal Pogalan. Ditemui di rumah anaknya, ia menyapa kami dengan hangat di teras, kemudian dipersilahkan ke dalam rumah.

Siap sangka, nenek Sarinah penjual kerupuk dan jamu sachet keliling di beberapa lokasi. Ia mengawali bercerita sudah berjualan keliling saat masih bekerja di Staf TU Sekolah Tehnik Motor (STM) yang saat ini sudah berganti SMK Karya Dharma.

Baru, nenek Sarinah fokus menekuni berjualan sejak 2007 setelah pensiun. Ia berkeliling dengan awal keberangkatan diantar sang anak, lalu ditinggal mengajar.

Baca Juga :  Mas Ipin Buka Pelatihan Wirausaha Perempuan Baru di Sektor Perikanan

Tubuhnya yang sudah menua tidak menyurutkan semangat Sarinah. Mulai door to door ke Kantor Dinas Pariwisata, Pencatatan Sipil sampai Markas Polres Trenggalek

“Menabung untuk daftar haji sudah lama 25 tahun. Uang menabung saya dapat dari jualan segala macam jamu dan jajan keripik,” ujar Sarinah di kediaman rumah anaknya yang tak jauh dari rumah, Selasa, 29 April 2025.

Saat mentari belum menunjukkan kehangatannya, nenek tersebut sudah berangkat diantarkan sang anak menggunakan sepeda motor. Setelah sampai tujuan, ia berjalan kaki dari instansi ke instansi pemerintah.

Sang anak lantas berangkat untuk mengajar sebagai salah satu guru di Kecamatan Gandusari. Sementara untuk pulang, Nenek Sarinah harus berjalan ke arah selatan sambil menjajakan dagangan dan menunggu bus di pertigaan Widowati Trenggalek.

Baca Juga :  YCC 2025 di Surabaya, Pemuda Se-Indonesia Tukar Ide untuk Negeri

Dirinya yang akan berangkat ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada 2 Mei 2025 ini mengaku mendapat produk dari produsen pertama. Lalu, ia jual kembali dengan keuntungan bervariasi.

Sementara untuk kerupuk, Sarinah membeli satu dalam jumlah banyak. Selanjutnya diecer satuan dengan harga lima ribuan.

“Jualan jamu per hari untung ya dari produk 8 ribu. Yang temu lawak kunir saya jual 11 ribu, untuk jahe dari produk 10 ribu saya jual 15 ribu,” paparnya.

Ditanya perihal keuntungan, pensiunan tahun 2007 ini mengaku per hari tidak menentu. Bisa 50 sampai 80 ribu dari semua produk, baik jamu maupun keripik.

“Satu hari tidak mesti, rata-rata 50an. Semua jajan ya sama jamu,” akuinya.

Sarinah dalam berjualan sering bertemu dengan anak-anak alumni SMK Karya Dharma yang saat ini sudah bekerja. Tak jarang, untuk uang kembalian dikembalikan oleh pembeli.

Baca Juga :  Pondok Lirboyo Kebakaran Diduga Korsleting Listrik, Sempat Terjadi Ledakan

Setiap hari dirinya berjualan dari pagi sampai pukul 13.00 WIB. Meski hari libur, ia juga tetap berjualan dengan tujuan berbeda.

“Kalau hari libur, tanggal merah atau hari Minggu keliling Perumnas, di Perumnas Kelutan Ngetal, Gebangan kemana-mana untuk hari minggu,” ulasnya.

Kepada awak media, Sarinah menunjukkan koper yang digunakan untuk pergi haji. Satu koper besar dan satu koper berukuran sedang sudah terkunci dengan gembok kecil.

Sarinah mengaku memang sudah sejak lama memimpikan untuk pergi haji. Sehingga tabungan yang ia miliki pada belasan tahun silam langsung ia gunakan untuk mendaftar. Baik dari hasil jualan maupun tabungan sebelumnya. (bahr/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *