Kediri RayaPemerintahan

Momen Hari Santri, Mas Dhito Pastikan Stimulan Ponpes-Guru Madin Kediri Tetap Jalan

×

Momen Hari Santri, Mas Dhito Pastikan Stimulan Ponpes-Guru Madin Kediri Tetap Jalan

Sebarkan artikel ini
Momen Hari Santri, Mas Dhito Pastikan Stimulan Ponpes-Guru Madin Kediri Tetap Jalan
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana memimpin Apel Hari Santri Nasional. (Prokopim Pemkab Kediri)

Kediri, Mataraman.net – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana memberikan penekanan saat memimpin Apel Hari Santri di Stadion Canda Bhirawa, Kecamatan Pare. Program-program prioritas akan tetapi berjalan seperti pemberian stimulan ke pondok pesantren hingga guru madrasah diniyah (Madin) di Kediri.

Kendati pemerintah daerah saat ini dihadapkan pada pengurangan transfer kas daerah (TKD) dari pemerintah pusat tetap berkomitmen melanjutkan program keagamaan yang selama ini telah berjalan.

Mas Dhito, sapaan akrabnya ini menerangkan bantuan stimulan bagi pondok pesantren yang tengah berkembang. Namun gegara adanya efisiensi anggaran, membuat alokasi bantuan yang diberikan terjadi penyesuaian dari rencana awal.

“Di data kami ada 51 pondok, untuk tahun ini kita upayakan 10 pondok, rencana awal 20 tapi karena ada pengurangan transfer kas daerah mau tidak mau kami harus melakukan penyesuaian di tingkat kabupaten,” ujar Mas Dhito, Rabu (22/10/2025).

Baca Juga :  Banser Tertua Usia 64 Tahun Dapat Bantuan dari Bupati Mas Dhito

Tak hanya itu, Mas Dhito juga mengaku program insentif atau bisyaroh bagi guru madin,  juga guru agama non muslim yang telah dimulai tahun 2021 akan tetapi berjalan sebagaimana mestinya.

“Akan terus berlanjut dan ditargetkan bisa mencover 15.000 guru,” imbuhnya.

Data Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, penerima bisyaroh hingga saat ini telah mencapai 9500 guru dan masing-masing juga dicover BPJS Ketenagakerjaan. Selain bisyaroh, tahun 2025 ini juga ada program beasiswa bagi santri/hafidz untuk 140 penerima.

Bupati yang gemar vespa ini menjelaskan awal diperingati Hari Santri pada 22 Oktober didasarkan pada resolusi jihad yang diinisiasi KH Hasyim Asy’ari pada 1945 di Surabaya. Dewasa ini, jihad bisa terjemahkan pada banyak hal, mulai perjuangan yang telah dilakukan oleh para guru dan masyayikh.

Baca Juga :  Bupati Kediri Buka Hotline Pengembalian Aset-Artefak yang Dijarah

“Maka hari ini bersama dengan seluruh pondok pesantren dan para santri-santri yang ada di Kabupaten (Kediri) kita jaga kabupaten ini tetap menjadi kabupaten yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” tegasnya.

Sebagai informasi,  di Kabupaten Kediri setidaknya terdapat 193 pondok pesantren dengan santri sebanyak 578.000 orang. Adapun tiap pondok pesantren memiliki perannya masing-masing, antara lain dalam membangun moral dan karakter santri. (bahr/red)