Tulungagung, Mataraman.net – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Pagar Nusa SPKM Campurdarat Tulungagung berjalan sukses dan khidmat. Kamis (2/10/2025) malam. Ratusan santri pagar nusa hadir dari berbagai usia hingga acara selesai.
Senior Pagar Nusa SPKM sekaligus tuan rumah, Miftah Fatoni mengungkapkan terima kasih kepada Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Campurdarat dan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Campurdarat yang selama ini telah memberikan arahan.
“Yang telah membimbing PSNU Pagar Nusa yang telah memberikan masukan, memberikan arahan. Sehingga bisa berkembang dan bisa berjuang untuk li i’laikalimatillah,” ujar Miftah Fatoni.

Tak lupa, Fatoni juga mengucapkan banyak terima kasih kepada donatur yang telah memberikan donasi. Sehingga acara ini berjalan lancar hingga selesai. Juga kepada masyarakat, yang juga telah memberikan sumbang sih serta kepada koordinator pelatih Pagar Nusa SPKM yang membuat acara bisa berjalan lancar.
“Semoga keikhlasan pada donatur oleh Allah dicatat amal kebaikan di dunia akhirat,” tambahnya.
Fatoni menambahkan permohonan mohon maaf sebesar-besarnya, apabila banyak khilaf dan kekurangan dalam kegiatan ini. Menurutnya ini kemampuan penyelenggara, dan tetap memohon arahan dan bimbingan supaya Pagar Nusa SPKM lebih baik.
“Ini acara kita bersama, yang telah tasyakuran semoga ilmunya bermanfaat dan mengembangkan seni Pagar Nusa,” harapnya.
Senada, Ketua Pagar Nusa SPKM Tulungagung, Imam Rojikin mengapresiasi kepada sahabat Miftah Fatoni dengan semangat dan keistikamahan dalam melestarikan seni bela diri Pagar Nusa SPKM.
Dirinya menaruh harapan semoga semangat beliau dan istikamah itu diwariskan kepada generasi generasi berikutnya. Pasalnya, di lokasi inilah awal mula berkembangnya Pagar Nusa SPKM di wilayah Campurdarat Tulungagung.
“Di tempat ini, tempat bersejarah ini adalah kawah condrodimuko ditemukannya Campurdarat. Mau tidak mau faktanya Pagar Nusa Tulungagung yang membawa ke atlet-atlet adalah Pak Fathoni,” ulas Imam Rojikin.
Rojikin mengakui di tempat ini lahir para pesilat-pesilat tangguh yang ada diantara santri Pagar Nusa membawa nama harum Pagar Nusa Spkm Campurdarat Tulungagung Indonesia.
Pria yang juga sebagai Ketua Pokdarwis Pantai Gemah Besuki Tulungagung ini mengingatkan kepada santri-santri Pagar Nusa. Supaya bisa menahan emosi dalam mendidik adik-adik.
Selanjutnya agar tidak merasa bangga. Dalam istilah Jawa ‘Adigang Adigung Adiguno’ yang memiliki makna jangan menyombongkan atau mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian yang dimiliki.
“Pagar Nusa itu bukan segerombolan geng dididik kuat badannya. Akhirnya selalu mengedepankan penggalangan massa bukan seperti itu. Pagar Nusa itu adalah orang-orang yang didik menjadi insan yang berbudi luhur dan berakhlakul karimah. Jiwa raga untuk mempertahankan akidah ahlussunnah wal jamaah sebagai pagarnya NU dan bangsa,” tandasnya. (bahr/red)








