Tulungagung, Mataraman.net – Hamparan padi hijau menemani belasan anak-anak berlatih sepak bola. Mereka dibawah asuhan Sekolah Sepak Bola (SSB) Saraswati Tulungagung. Ada yang istimewa di SSB tersebut, yakni eks pemain Timnas, Evan Dimas Darmono. Di usianya yang bisa dikatakan masih produktif, 30 tahun, ia memilih jalan hidupnya mendidik generasi muda untuk sepakbola.
SSB Saraswati sendiri merupakan bagian dari sebuah Sanggar Saraswati Nuswantara. Tepatnya berada di Desa Mojoarum, Kecamatan Bendungan Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Sebelum memulai latihan, Evan Dimas membariskan anak asuhannya serta berdoa. Kesempatan emas tersebut bertambah ketika pelatih fisik Timnas Senior, Coach Sofi juga tampak melihat latihan SSB Saraswati.
Agak canggung, Evan Dimas mempersilahkan Coach Sofi untuk memberikan sepatah dua patah kata penyemangat untuk anak-anak. Sementara Evan Dimas menambahkan pesan untuk mengedepankan moralitas.
Pun tidak bermain kasar di atas rumput hijau. Karena menang kalah dikatakannya adalah sebuah dinamika yang biasa.
Dirinya menjelaskan alasan untuk terjun di kepelatihan karena panggilan jiwa. Termasuk tertarik dengan konsep yang dibawa oleh Sanggar Saraswati yang mengedepankan moralitas.
“Iya karena memang Saraswati Nuswantara ini memiliki konsep yang menurut saya luar biasa. Yang membuat dimana hati saya tergugah, pikiran saya tergugah untuk memutuskan menjadi pelatih dan mendidik generasi muda,” papar Evan Dimas Darmono, Minggu (22/6/2025).
Pria yang sukses membawa Timnas Indonesia Runner-up Piala AFF 2016 dan Perunggu SEA Games 2017 ini menerangkan bahwa disinggung masa-masa usianya yang masih usia emas, ia enggan menjawab lebih jauh.
Dirinya menegaskan bahwa memilih menentukan untuk menjadi pelatih SSB karena ide-ide semua ini tercetus di Sanggar Saraswati Nuswantara. Kembali lagi, Evan Dimas memiliki keinginan benar-benar melihat kondisi langsung.
“Menurut saya Sanggar ini memiliki konsep yang luar biasa yang membuka hati saya. Juga membuka wawasan pikiran saya yang selama ini tidak saya dapatkan ketika saya bermain sepakbola,” paparnya.
“Seperti halnya mengedepankan etika dan moral bukan hanya teknik dan skill tetapi juga menanamkan etika dan kepada adik-adik,” imbuhnya.
Pria asal Kota Surabaya ini mengaku di Tulungagung melatih sepak bola sudah sekitar 6 bulan sampai 7 bulan. Yaitu ketika ia masih bermain di Persik Kediri.
Disinggung soal gantung sepatu atau pensiun dini, Evan Dimas mengaku belum memikirkan hal tersebut. Kendati ada beberapa tawaran dari klub Liga 1 untuk meminangnya.
“Sejauh ini memang saya fokus untuk melatih. Kalau pensiun atau bermain saya belum ada kepikiran. Iya tawaran kemarin dari Persik. Ada tawaran dan beberapa klub tetapi saya memutuskan untuk fokus melatih,” paparnya.
Sekali lagi, pemain Persik Kediri yang tak di perpanjang kontrak dan praktis hanya bermain setengah musim ini menambahkan ini merupakan memang sebuah pilihan. Mendedikasikan bersama Sanggar Saraswati Nuswantara.
“Banyak sekali tidak saya dapatkan selama ini (di sepak bola). Saya mendapatkan sesuatu yang membuat saya tergerak untuk melatih SSB,” tandasnya. (bahr/red)
Evan Dimas Darmono, SSB Saraswati, panggilan jiwa, melatih generasi muda,