Tulungagung, Mataraman.net – Ujian Promosi Doktor KH Aladin Ali Raja atau Gus Ladin yang mengenyam Studi Islam di UIN Sayyid Ali Rahmatullah (SATU) Tulungagung berjalan lancar dengan predikat ‘sangat memuaskan’. Pengurus Pimpinan Cabang Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PC LDNU) Tulungagung itu berhasil mempertahankan disertasinya ‘Konstruksi Sosial Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Indonesia’.
Ujian berlangsung di Lantai 5 Gedung Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah (SATU) Tulungagung, beliau menjawab satu persatu dari penguji. Memilih disertasi ini selain berlatar belakang pendakwah juga aktif sebagai pengurus lembaga dakwah NU.
Menurutnya, era digital selain banyak kemudahan-kemudahan, tetapi di sisi lain banyak terdapat sebuah problematik besar. Problematika yang sangat kompleks yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dari sini dakwah Nahdlatul Ulama bisa berdampak nyata.
“Diharapkan NU mampu memberikan kontribusi dan solusi konkrit sekaligus mengakomodasi pengaruh-pengaruh global. Tanpa menghilangkan identitas keagamaan dan budaya lokal,” ujar Gus Ladin di hadapan para penguji, Selasa (15/7/2025).
Beliau membeberkan hasil penelitian menunjukkan pertama bahwa epistemologi Lembaga Dakwah PBNU senantiasa berprinsip satu pada faham Ahlu Sunnah Wal Jamaah.
Banyak organisasi Islam banyak organisasi kemasyarakatan yang mengaku faham ahlussunnah Waljamaah tetapi paham Ahlussunnah Wal Jamaah yang dimiliki oleh ldnu dalam tanda kutip NU ini memiliki ciri khas.
Gus Ladin mengaku yang pertama pengambilan hukum dasar pada empat sumber. Yaitu Al-Qur’an, sunnah, ijma’ dan qiyas. Lalu, dalam tataran konsep fiqih menggunakan ijtihad madzahibul arba’ah. Imam Syafi’i, Maliki, Hambali dan Hanafi.
“Kemudian dalam konsep tasawufnya pada Al Ghazali dan Syekh Junaid Al-Bagdadi. Tataran teologinya Abu Hasan Asy’ari dan Maturidi,” paparnya.
Pendakwah yang pernah mondok di Al-Mannan Tulungagung ini menerangkan pendekatan dakwah yang dilaksanakan oleh NU selalu mengedepankan mabadiul arba’ah. Yaitu Tawasuth (moderat), Tawazun (seimbang), Tasamuh (toleran), dan Amar makruf nahi mungkar (mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Selain itu, dalam disertasinya beliau menunjukkan LDNU merupakan entitas religius yang merupakan bagian representasi Islam Nusantara yang berpijak pada konstruksi kultural dan akulturasi.
Gus Ladin melanjutkan bahwa saat ini LD PBNU tanda kutip NU lebih adaptif. Adaptif di era disrupsi artinya dakwah yang disesuaikan dengan perkembangan era sekarang. Ada penguatan-penguatan terhadap kader penggerak dakwah dari berbagai pelosok.
“Penguatan kader SDM yang bergerak di bawah akar rumput kader yang bersinggungan langsung dalam masyarakat,” imbuhnya.
Selanjutnya, Gus Ladin mengulas bahwa LD PBNU senantiasa mensupport dalam upgrade terkait dengan transformasi sosial. Yang berarti bahwa salah satu Banom NU ini selalu mendukung keumatan atau Nahdlatul Umat.
“Dalam tanda kutip umat yang berada di bahwa naungan NU senantiasa bisa memenuhi, bisa menggapai kesejahteraan kemudian memperoleh keadilan dan bermartabat,” pungkasnya. (bahr/red)