PeristiwaTulungagung

Dua Pesan MWCNU Campurdarat ke Santri Pagar Nusa

×

Dua Pesan MWCNU Campurdarat ke Santri Pagar Nusa

Sebarkan artikel ini
Dua Pesan MWCNU Campurdarat ke Santri Pagar Nusa
Ketua MWCNU Campurdarat, Kiai Abdul Kholik. (and)

Tulungagung, Mataraman.net –  Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Pagar Nusa SPKM Campurdarat Tulungagung berjalan sukses dan khidmat. Ada dua pesan mendalam dari Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kiai Abdul Kholik kepada para santri Pagar Nusa.

Kiai Abdul Khilik menegaskan, pertama bahwa dalam Pagar Nusa ada kesempatan untuk mengembangkan amanat yang telah diterima. Yaitu untuk meningkatkan ajaran Islam ala ahlusunah wal jamaah.

“Oleh karena itu harapan saya Pagar Nusa kita tingkatkan prestasi kita. Kalau di sini tingkatkan prestasi kita di kancah nasional agar memberikan warna tersendiri Pagar Nusa khusus Campurdarat menjadi warna,” pesannya, Kamis (02/10/2025) malam.

Baca Juga :  Pilkada 2024: Ujian Bagi Komitmen Daerah Terhadap Kemandirian Pangan

Ditambahkannya, harus seimbang antara disiplin dalam berlatih menerapkan ilmu. Punya ilmu kalau tidak disiplin menerapkan ilmunya bahaya.

Dikatakannya, kejadian perkelahian antar pesilat itu tidak menerapkan ilmu yang sudah didapat. Ia berharap santri Pagar Nusa bisa memiliki ilmu sekaligus bisa menempatkan ilmunya dengan baik.

“Insyaallah Pagar Nusa pelindung alim ulama bisa kita wujudkan. Sehingga setelah menerapkan ilmunya, prestasi yang panjenengan raih bisa kita raih juga,” ulasnya.

Sejalan dengan itu, Kiai Kholik mengajak untuk meneladani Rasulullah SAWdalam mengembangkan amanah menegakkan kalimah La ilaa haillallah.

“Sehingga itu yang saya harapkan. Pintero koyo opo kudu biso (sepandai apapun harus bisa) menerapkan ilmunya,” tegasnya.

Baca Juga :  Bupati Gatut Doakan Promosi Doktoral Gus Ladin Jadi Teladan Masyarakat

Pesan kedua, Kiai Kholik melanjutkan santri Pagar Nusa harus tegak lurus. Apabila pimpinan mengucapkan a, maka santri-santri juga harus a, jika mengatakan b maka yang di bawah harus b.

“Karena ini adalah suatu organisasi. Jangan sampai pimpinan bilang a panjenengan bilang b ini akan berbahaya. Jadi oleh karena itu ketaatan dalam organisasi inilah yang memang kita harapkan sehingga suatu saat akan pimpinan jika ingin sesuatu semunya bisa kita terlaksana,” tandasnya. (bahr/red)